17.3.07

Yuk, Kenali Fungsi dan Manfaat Kepiting Mangrove

Semarang - KeSEMaTBLOG. Manusia tak sadar, kepiting begitu berjasa bagi kehidupannya. Mungkin karena penelitian mengenai kepiting masih sedikit dilakukan, informasi mengenai keberadaannya seolah “hilang”. Di Indonesia, kepiting hanya dikenal sebagai bahan makanan semata. Padahal apabila dicermati lebih jauh lagi, kepiting tak hanya enak dikonsumsi. Banyak manfaat lain yang bisa diambil. Kepiting bisa dinikmati secara visual (sebagai kepiting hias), digunakan sebagai bioindikator logam berat dan penangkal racun.

Bahkan kepiting bisa juga dipelihara sebagai hewan peliharaan yang lucu. Lebih jauh lagi, apabila dilihat dari sisi ekologi, jumlahnya yang dominan di daerah mangrove mampu mengatur keseimbangan ekosistem di daerah tersebut.

Fungsi Ekologis
Kepiting menjaga keseimbangan ekosistem dan memainkan peranan penting di daerah mangrove. Daun yang dimangsa kepiting dan dikeluarkan dalam bentuk faeces terbukti lebih cepat terurai dibandingkan dengan daun yang tidak dimangsa. Hal ini menyebabkan proses perputaran energi berjalan cepat di mangrove. Selain itu, keberadaan lubang-lubang kepiting, secara tidak langsung mampu mengurangi kadar racun tanah mangrove yang terkenal anoksik. Lubang-lubang ini membantu terjadinya proses pertukaran udara di tanah mangrove.

Lezatnya Kepiting
Kepiting mangrove Scylla serrata dan Charybdis spp serta kepiting laut Portunus pelagicus (Rajungan) memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Mereka banyak dijual di supermarket dan dikonsumsi manusia sebagai makanan yang lezat. Di Thailand dan Singapura, kepiting mangrove jenis Episesarma spp sangat digandrungi karena daging dan telurnya sangat lezat.

Indikator Pencemaran Logam Berat
Kepiting famili Ocypodidae terutama spesies Uca spp banyak digunakan oleh para ahli sebagai bioindikator terjadinya pencemaran logam berat di daerah mangrove, dengan cara menganalisa cairan di dalam tubuhnya.Selain itu, kepiting racun seperti Lophozozymus pictor dan Demania spp telah banyak diteliti untuk mengetahui jenis racun yang terkandung dalam tubuhnya. Penelitian ini penting karena untuk membuat obat penangkal racun. Banyak kasus keracunan terjadi pada manusia, setelah mengkonsumsi kepiting jenis ini.

Kepiting Hias
Kepiting juga bisa dinikmati secara visual karena tingkah lakunya yang lucu dan menggemaskan. Ilyoplax sp adalah salah satu contohnya. Kepiting mangrove berwarna putih yang berukuran kurang dari 2 cm ini suka sekali menaikturunkan capit kecilnya sehingga seolah-olah terlihat sedang memainkan kode-kode semaphore. Sungguh kepiting yang lucu! Morfologi dan tingkah laku kepiting yang unik, lucu disertai warna-warni karapasnya yang beragam (biru, merah, oranye, hijau, coklat, kuning, ungu, putih) bisa dimaksimalkan sebagai kepiting hias. Sudah saatnya merubah paradigma masyarakat yang masih menganggap akuarium hanya bisa diisi dengan ikan hias. Dengan kepiting, itupun bisa dilakukan!

Lomba Lari Kepiting
Sementara itu, jenis Kepiting Hermit (Hermit Crab) dari infra ordo Anomura yaitu Coenobita sp (di Indonesia lebih umum dikenal dengan sebutan Pong-pongan, Kulmenek atau Kelomang), banyak dipelihara sebagai binatang peliharaan. Walaupun di Indonesia memelihara kepiting belum begitu populer, namun di luar negeri, kepiting jenis ini sudah banyak dipelihara dan sering dilombakan layaknya pacuan kuda dan karapan sapi.

Sedemikian besar manfaat kepiting bagi kita, sudah selayaknya mendapatkan tempat yang layak pula di hati kita. Jika sudah demikian, bisakah kita menjawab pertanyaan, “Bila kepiting begitu berjasa pada kita, apa yang bisa kita berikan pada mereka?”

No comments:

Post a Comment